Dampak Perang Badar
Dampak Perang Badar - Perang Badar mempunyai dampak yang besar bagi eksistensi kedudukan umat Islam dalam masyarakat Arab. Hal tersebar meningkatkan kepercayaan diri umat Islam dalam menjalankan konsolidasi internal di Madinah, yang sebelumnya mendapat kecaman dari suku- suku musyrikin. (Mukhotimah, 2011, pp. hal: 7-8).
Kekuatan Kaum Muslimin menjadi salah satu kekuatan baru di tanah Arab yang diperhitungkan. Kemenangan Perang Badar memunculkan keyakinan Islam adalah agama yang benar mengundang penduduk Madinah, Thaif yang awalnya tidak mempercayai Islam berbondong-bondong bersyahadat. (Rahmadani, 2019, p. hal:53)
Setelah peperangan yang dimenangkan oleh kaum Muslim mengakibatkan adanya pengakuan kekuatan dan juga menjadi sebuah kekuatan baru dalam masyarakat Arab.
Hal tersebut membuat orang-orang Yahudi yang ada di Madinah takut dan waswas karena kaum Muslim semakin kuat dan tangguh. Terbukti Nabi Muhammad mengusir Bani Qainuqa yang telah lama mengusik kaum Muslim di Madinah dan mengukuhkan kedudukannya. Serta Abdullah bin Ubay yang sering kali menentang dakwah Nabi Muhammad menjadi melemah.
Kepercayaan agama Islam pun akhirnya semakin terlihat dan menyebabkan keberagaman kepercayaan dalam masyarakat Arab semakin beragam.
Kekuatan militer dari kaum Muslim pun semakin bertambah kuat. Dengan kemenangan atas Suku Quraisy dalam Perang Badar dapat menambah kepercayaan diri pada pasukan kaum Muslim.
Mereka juga mendapatkan ilmu mengenai kemiliteran dan strategi-strategi peperangan. Dengan demikian pasukan Nabi Muhammad ini menjadi diperhitungkan oleh suku-suku atau kelompok lain di Arab.
Menurut Marshall Hudgson, hasil dari Perang Badar ini membuat para suku-suku lain di Arab terpaksa untuk menganggap kaum Muslim sebagai penerus yang potensial atas kewibawaan dan peran politik Suku Quraisy.
Hal tersebut mengubah kondisi kaum Muslim, yang menurut Karen Armstrong Nabi Muhammad selama bertahun-tahun diremehkan dan menjadi bahan cemooh/penghinaan, tetapi dengan keberhasilan ini, memaksa semua masyarakat di Arab harus menanggapinya secara serius.
Dampak yang terlihat dari segi politik adalah akan muncul dua kekuatan besar di jazirah Arab, yaitu Nabi Muhammad dan Abu Sufyan.
Setelah kemenangan di Perang Badar Muhammad akhirnya dapat mengukuhkan kekuasaannya dan menjadi ditakuti oleh musuh-musuh di sekitarnya.
Kematian dari Amr bin Hisyam/Abu Jahal dalam perang Badar menyebabkan naiknya Abu Sufyan, yang telah direstui oleh semua kabilah-kabilah di Quraisy untuk menjadi pemimpin. Dua tokoh inilah yang nantinya akan mendominasi kekuatan politik di masyarakat Arab (Iqbal, 2010, hal. 64)
Perang Badar membutuhkan dana yang besar dari kedua kubu dari pihak kaum Muslimin maupun kaum Quraisy. Hal tersebut berdampak pada perekonomian dan perdagangan.
Kaum Muslimin mendapat ghanimah (harta rampasan perang) yang besar sehingga dapat menjadi sokongan dana. Ghanimah tersebut dapat menambah kesejahteraan kaum muslim karena harta rampasan tersebut dibagi merata.
Kafilah dagang yang melewati Madinah menyadari akan adanya kekuatan baru yaitu kekuatan Islam yang dipimpin Rasulullah. Sehingga, mereka mengambil jalan yang lain disebabkan ketakutan akan bernasib sama dengan rombongan Abu Sufyan.
Perang Badar juga berdampak pada kemajuan pendidikan bagi umat Islam. Rasulullah memutuskan kebijakan yang sangat bijaksana terhadap tawanan Quraisy, kebijakan tersebut berdasarkan usulan Abu Bakar As-Siddiq.
Abu Bakar mengusulkan tawanan dapat dibebaskan dengan syarat membayar tebusan. Tawanan yang mempunyai kemampuan baca tulis dapat dibebaskan tanpa membayar tebusan, tetapi dengan satu syarat.
Syarat yang diberikan yaitu satu orang tawanan harus mengajar baca tulis kepada sepuluh anak-anak kaum Muslimin di Madinah. (Abidin, 2018, p. hal: 42)
Rasulullah memberikan contoh nilai-nilai kehidupan melalui peristiwa perang Badar. Nabi Muhammad sebagai sosok pemimpin yang berhasil memenangkan peperangan memberikan pelajaran berupa:
- Nilai keadilan melalui pembagian harta rampasan secara merata tanpa membedakan strata sosial.
- Rasulullah mengajarkan musyawarah dalam memutuskan hukuman eksekusi tawanan perang.
- Pengajaran nilai persamaan derajat Nabi Muhammad mengendarai unta secara bergantian saat menuju medan perang, beliau tidak memperhatikan posisi sebagai komandan militer.
- Nabi Muhammad mengajarkan nilai tanggung jawab yaitu dengan memasrahkan Madinah kepada Abu Lubab dari Ar-Rauhd selama ditinggalkan dalam peperangan. (Abidin, 2018, pp. hal: 28-51)
Posting Komentar untuk "Dampak Perang Badar"