Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Sejarah Singkat Berdirinya Kerajaan Cirebon

Kerajaan Cirebon.


Sejarah Singkat Berdirinya Kerajaan Cirebon - Cirebon merupakan wilayah kekuasan Kesultanan Demak sedari tahun 1470.

Wilayah Cirebon ini kaya akan hasil alamnya yang berupa bahan-bahan makanan seperti beras, gula, garam, dan lain sebagainya.

Wilayah Cirebon juga merupakan wilayah bawahan dari Kerajaan Sunda Pajajaran yang menyebabkan wilayah Cirebon ini wajib membayarkan upeti berupa hasil alam yaitu garam dan terasi ke Kerajaan Sunda Pajajaran.

Tetapi pada masa kepemimpinan Sunan Gunung Jati, Cirebon mulai memisahkan diri dari Kerajaan Sunda Pajajaran dengan cara memberhentikan upeti wajib dan hal ini berhasil serta membuat Cirebon merdeka dan memiliki kesultanan dan pemerintahan sendiri dan utuh tanpa campur tangan wilayah lain.

Kehidupan kegamaan di Cirebon sendiri mayoritas adalah agama Islam dan agama ini sangat berkembang dan memberi pengaruh karena pemimpin yang memimpin Kesultanan ini berasal dari pihak Walisongo (pendakwah) yaitu Sunan Gunung Jati pada 1479.

Kehidupan agama ini sangat maju dibuktikan dengan adanya Masjid Agung dan pendirian Pesantren. Tak hanya agama, kehidupan politik, sosial, dan budaya pun juga berkembang.

Awal Berdirinya Kerajaan Cirebon

Menurut berita yang ditulis oleh Tome Pires (1513) Daerah Cirebon merupakan daerah kekuasaan dari Kerajaan Demak, dan Cirebon merupakan komoditi ekspor beras, gula, garam, dan bahan makanan lainnya.

Untuk keagamaan Islam sendiri di Cirebon telah berkembang sejak 1470 M oleh Syarif Hidatullah di Gunung Sembung bersama dengan Haji Abdullah/ Pangeran Cakrabumi, kemudian Syarif  Hidatullah ini menikahi Pangkuwati dan pada 1479 M Syarif Hidatullah menggantikan mertuanya dan menjadi Penguasa di Cirebon dengan gelar Susuhunan Jati atau Gunung Jati. Ia kemudian membangun Keraton Pangkuwati. (Gunawan, 2017)

Semenjak kepemimpinan Sunan Gunung Jati ini agama Islam terus berkembang dengan hadir dan menetapnya berbagai tokoh-tokoh Islam seperti Syekh Datuk Khafi, Syekh Siti Jenar, syekh Majagung, dan Syekh Magribi (Erwantoro, Heru, 2012).

Jadi, selain menjadi penguasa Sunan Gunung Jati ini masih aktif juga dalam kegiatan penyebaran agama Islam oleh sebab itu kehidupan agama Islam di Cirebon sangat-sangat berkembang pesat.

Contohnya dengan dibangunnya Masjid Agung Cipta Rasa di sebelah barat Alun-Alun Keraton Pangkuwato, dan menjadi pelopor pendirian Pesantren sebagai tempat untuk mengajar dan menyebarkan agama Islam bersama Pangeran Cakrabumi.

Kegiatan politik pertama yang diambil oleh Sunan Gunung Jati sebagai pemimpin di Cirebon adalah mengulang dan memperbaiki hubungan dengan Kerajaan Demak serta melepaskan diri dari kekuasaan Kerajaan Sunda Pajajaran dengan cara memberhentikan pembayaran upeti tahunan yang berupa garam dan terasi.

Hal ini membuat Raja Pajajaran marah dan menyuruh Tumenggung Jagabaya dan 60 pasukannya untuk menyerang dan mendesak Cirebon agar membayar upeti tahunannya kepada Kerajaan Sunda Pajajaran.

Tetapi, Tumenggung Jagabaya dan pasukannya membolot kepada kerajaan dan kemudian menetap di Cirebon serta mulai memeluk agama Islam (Erwantoro. Heru, 2012).

Dengan berhentinya pengiriman upeti ke Kerajaan Sunda Pajajaran hal ini berarti Cirebon sudah memiliki kekuasan yang penuh dan absolut terhadap daerahnya dan kemudian mereka merdeka dengan mendirikan Kerajaan Cirebon tanpa campur tangan dari puhak luar manapun.



Posting Komentar untuk "Sejarah Singkat Berdirinya Kerajaan Cirebon"